garini
Garini
Namanya Respati Gariningtyas,usia 25 tahun bekerja sebagai seorang dokter
pada rumah sakit Pemerintah kota Semarang.Telah menikah dengan Dr Aditya.Pasangan
ini belum dikaruniai anak,mereka menikah selama 2 tahun.Pasangan ini amat sibuk dalam
pekerjaannya yang butuh pengabdian ke masyarakat.
Suatu hari,Respati yang biasa di panggil Rini,,,,di khabari oleh kerabatnya bahwa
neneknya yang berada di kota Solo telah meninggal dunia. Berita itu sangat membuatnya sedih karena sang neneklah yang membesarkannya dan mendidiknya karena saat ia berusia 12 thn telah di tinggalkan kedua orangtuanya yang tewas saat kecelakaan mobil di jalur pantura,hingga mengakibatkan kedua orangtuanya tewas berikut 2 adiknya yang masih kecil kecil.
Keluarganya terbilang keluarga yang berada dan berdarah ningrat. karena tidak ada yang mewarisi kekayaan orangtuanya juga harta yang ditinggalkan neneknya maka Rini lah yang menjadi pewaris tunggal harta harta itu.Salah satunya adalah sebuah Villa yang berada di daerah wisata Tawangmangu yang harus di benahi Rini. Bagaimanapun ia harus memelihara peninggalan orang yang dicintainya itu dengan baik.
“Mas sepertinya kita harus ke sana deh, aku harus memeriksa semua, mencocokkan dengan dokumen yang ada ditangan kita ini” ujar Rini
“Sekalian ambil cuiti aja ya ma….”tambah Adit suaminya.
“Sudah lama juga kita ga berlibur…”yakinkan suaminya tersenyum
Dihari yang telah di rencanakannya itu Rini bersama suaminya Aditya mengunjungi villanya itu sekedar melihat lihat dan menginventarisir semua yang harus ia benahi. Kebetulan selama ini yang menjaga villanya adalah seorang laki laki penduduk sekitar yang telah cukup lama bekerja pada neneknya,ia bernama pak Parjo.Usianya kira kira 55 tahun. Ia tergolong orang yang amat setia pada pekerjaannya selain itu dulunya ia adalah seorang tukang bangunan langganan eyang Rini.
”Terima kasih ya pak Parjo sudah merawat semuanya” ujar Rini menggenggam tangan lelaki yang selalu mendampingi keluarga nya itu.
Hari itu,seperti yang direncanakan Rini dan suaminya akan bermalam disitu untuk 1 minggu . Kebetulan mereka telah mengambil cuti. Pasangan inipun selalu terkesan amat mesra dan romantis. Tidak jarang sering membuat risi Pak Parjo jika tingkahnya terpergok pembantunya itu. Apalagi udara dingin di kawasan itu amat mendorong pasangan suami istri itu untuk selalu bermesraan .Memang hampir tiap malam selama di villa kemesraan mereka selalu diakhiri dengan persebadanan, dan itu sah sah saja sebab pasangan ini adalah pasangan suami istri yang syah,lagian merekapun memang sedang kepingin cepat cepat punya anak.
Tidak demikian halnya dengan pak Parjo,,,,ia tidak enak hati. Sebagai laki laki yang telah beberapa tahun ditinggal mati istrinya,kelakuan pasangan itu membuatnya teringat pada masa masa istrinya masih hidup dan terkenang masa mudanya yang juga pernah merasakan manis madu perkawinan. Kelakuan pasangan itu mendorongnya untuk melakukan masturbasi sendiri dan terkadang malam hari ia mengintip pasangan itu bersebadan.Tidak sulit baginya melakukan itu karena semua ruangan di villa itu telah ia ketahui.Apalagi ia juga tinggal di villa itu selama ini.
Pak Parjo, merasa iri akan keharmonisan Suami istri pemilik villa itu. Yang laki laki ganteng dan wanitanya cantik bak puteri keraton. Memang mereka berdua adalah pasangan darah ningrat di daerah itu. Parjo pun tahu apapun yang ada di dalam tubuh kedua majikannya itu. Apalagi yang wanitanya wah,,,sangat putih dan mulus,,,,tiada cacat di kulitnya yang bersih itu. Meski dalam kesehariannya Rini dan Adit selalu memakai pakaian yang tertutup sweater karena dingin.
’Bukan main den ayu ini, sangat cantik dan kwanitaannnya sangat kuat’ bati Parjo suatu saat curi-curi meandang putrid majikannya itu.
Keanehan sering terjadi saat Rini tertidur, ia merasakan adanya suara suara yang memangilnya.Namun ia tidak melihat ujud suara itu. Iapun terkadang sering bermimpi buruk.Semuanya akhirnya ia diskusikan dengan suaminya. Dengan olok olok suaminya bilang ,,,mana mungkin..dan sebagai dokter yang dikenal sangat pemberani itu koq cuma takut dengan mimpi. Rinipun akhirnya menerima saran suaminya itu bahwa mimpi adalah bunga tidur.iapun lalu kembali tidur.Dan iapun kembali bermimpi sedang melakukan hubungan badan dengan suaminya, namun tiba tiba yang berada diatas tubuhnya dalah wajah pak Parjo.Itulah yang membuatnya tidak bisa nyenyak tidur. Esoknya ia tidak mau mengatakan kejadian mimpinya malam itu pada suaminya.Ia khawatir akan membuat suaminya was was.
Setelah tiga hari,mereka menginap di villa itu , tiba tiba Adit di khabari dari Semarang bahwa ia harus berangkat hari itu juga karena adanya keperluan yang sangat penting dari rumah sakit tempatnya bekerja. Rupanya ada pasien yang harus ditangani Adit
“Ma aku harus berangkat deh, ga ada yang bisa gantikan aku saat ini di rumah sakit” tutur Adit memberitahu Rini.
“berangkat sajalah Mas, kan nantiuMas bisa jemput lagi “sahut Rini mendorong agar suaminya tak kawatir.
.Padahal Adit masih berkeinginan untuk tinggal bersama Rini 4 hari lagi.Sebagai istri yang juga sama sama dokter, Rini akhirnya mengizinkan Adit untuk balik ke Semarang duluan,biarlah ia yang tinggal di Tawangmangu beberapa hari lagi. Sebab masih banyak yang akan ia tinjau yaitu tanah perkebunan neneknya yang berada di sekitar villanya itu. ceritasekbergambar.com Biarlah senin 4 hari lagi Adit menyemputnya.kata Rini. Akhirnya Adit pun berangkat ke Semarang seorang diri dengan mobilnya. Iapun pesan pada Rini untuk hati2 dan minta pak Parjo menjaga Rini. Pak Parjopun dengan senang hati menerima pesan Adit itu.
Setelah Adit berangkat pagi itu,Rinipun minta pak Parjo menemaninya meninjau perkebunan milik neneknya. Parjo yang di beri tugas mengawasi perkebunan itu selama ini, bersedia mengantar Rini,dengan menaiki bukit yang dipenuhi batang batang kayu yang rindang itu.Selama perjalanan Rini amat antusias mendengar keterangan dari pak Parjo. Ia salut atas pengabdian pak Parjo pada keluarganya. Setelah meninjau tanah perkebunan itu. Merekapun kembali pulang ke villa dengan menuruni bukit bukit itu. Namun karena kurang hati hati, Rini terpeleset di jalan yang berumputan yang licin karena embun. Dengan sigap,pak Parjo refleks menangkap tubuh Rini yang hampir bergulingan ke tanah. Tubuh ramping dan berisi itu,ia peluk kedalam pelukannya. Maka terhindarlah Rini dari kecelakaan. Rinipun amat berterima kasih pada pak Parjo atas jasanya itu. Saat pak Parjo memeluk tubuh Rini tadi iapun sempat merasakan kekenyalan payudara majikannya itu beberapa saat. Pikirannya sempat linglung,namun karena ia sadar itu adalah majikannya maka iapun buru buru melepaskannya.
Selanjutnya karena takut terpeleset lagi Rini pun minta pak Parjo untuk memegang tangannya selama penurunan. Kembali Pak Parjo merasakan kehalusan dan kehangatan tangan dokter cantik itu dengan bebas. Kesempatan itu mungkin tidak akan ia dapatkan jika saat itu ada suami majikannya itu.Iapun kembali linglung,karena berbagai khayalan yang muncul tiba tiba .
Setibanya di villa ,Rini lalu membersihkan tubuhnya,lalu mandi dan kedapur memasak makanan karena ia merasakan perutnya lapar.Pak Parjopun lalu kekamarnya di paviliun villa itu. Ia merenung kejadian yang baru ia alami. Mulai dari saat ia memeluk Rini yang hampir jatuh dan mengandeng tangan majikannya itu saat turun bukit. Iapun berkhayal seandainya Rini berada di sisinya saat itu.Hatinya lalu berbisik untuk melakukan hubungan terkutuk dengan Rini mumpung suaminya tidak ada. Dan Parjo juga tahu beberapa hari lagi Rini juga akan meninggalkan villa itu.Berarti ia harus cepat merealisasikan rencananya itu mumpung ada waktu .Khayalannya itu memancingnya untuk memutar otak untuk merealisasikan maksudnya itu.
Malam itu,iapun lalu masuk kedalam ruang utama villa itu. Ia menemukan Rini yang sedang menerima telpon dari suaminya. Beberapa saat kemudian telpon ia letakkan.Rini bertanya pada pak Parjo keperluan untuk memperbaiki atap villa yang bocor dan memotong rumput yang mulai tinggi di belakang villa itu. Parjo menerangkan detail alat dan keperluan yang harus di beli pada Rini.Setelah itu,merekapun berbincang bincang tentang berbagai hal ,mulai dari saat villa di pegang neneknya hingga masalah keluarga Pak Parjo. Dengan antusias,Rini mendengarkan keluh kesah Pak parjo tentang kesendiriannya dan kesulitannya.Sebagai majikan Rinipun memberi nasehat seadanya pada pembantunya itu.
Malam itu,tidak seperti malam beberapa hari lalu saat Adit suaminya ada di villa itu. Malam itu Rini dapat bebas bicara dengan Pak Parjo. Juga tentang mimpi mimpinya yang membuatnya sedikit takut. Parjo mengakui bahwa di villa ini memang ada penunggunya,namun karena telah sering dan lama tinggal di situ iapun tidak terganggu lagi. Rinipun di sarankan untuk sering sering melihat dan menempati villa peninggalan neneknya itu.Rini menyanggupinya,iapun akan mengajak serta teman temannya jika libur dan yang terpenting suaminya.
Malam semakin larut,merekapun berbincang sambil berkeliling villa.Karena larut,Rini pun mengajak Pak Parjo untuk duduk di dalam villa soalnya udara amat dingin menusuk tulangnya. Parjopun menyetujui,sebab selain itu majikannya,siapa yang mau menolak wanita cantik yang akhir2 ini hadir dalam khayalannya. Apalagi ia telah melihat isi segala keindahan yang berada di dalam balutan sweater Rini itu.
Seiring malam yang merangkak,Rini yang masih terlihat ketakutan karena khawatir mimpi2 itu datang lagi ,terus mengajak Parjo berbincang. Namun entah karena udara dan suasana yang dingin atau kesepian Rini yang datang tiba tiba. Parjo tiba tiba saja telah mengulum bibirnya yang tipis itu.
“Jangan Pak…, jangan………..”larang Rini.
Ia menolak karena itu tidak benar dan salah. Namun penolakan Rini malam itu sia sia saja. Sebagai manusia biasa dan wanita dewasa yang pernah merasakan gairah nikmat hubungan sex. Tetapi Parjoi dengan pengalaman hidupnya yang telah matang berhasil membawa Rini takluk akan gairahnya sendiri, menuruti tubuhnya yang menginginkan itu.
“Mhh…………”desah Rini saat tangan Parjo mulai beraksi di balik dasternya, meraba dan membelai dengan lembut. Rabaan yang lembut tapi memaksa.
Kini keduanya telah tenggelam dalam gairah yang berkobar-kobar. Mulut dan bibir Parjo kini tengah melumat puncak buahdada Rini yang tegak menjulang. Mengemutnya dengan penuh hasrat. Keringat mulai memercik disana – sini di keheningan suasana.
Separo daster telah melorot menampakkan bahu dan buahdadanya yang ranum memutih. Sementara Parjopun telah telanjang dada menampakkan kulitnya dan ototnya yang masih bergumpal. Tak merasa berat saat ia saat membopong tubuh Rini majikannya kini, menggelorkan tubuh itu ke ranjang kamar yang biasa ditempati Rini. Dan langsung menyerang dengan pagutan-pagutan panas.
“Ohhh……………….”Rintitihan demi rintihan menceracau keluar dari bibir mungil Rini menimpali setiap gigitan-gigitan kecil Parjo pada puncak buahdadanya silih berganti. Tubuhnya pun menggigil seperti demam.
Pakaian mereka terakhirpun lepas!!!
Parjo dengan tubuh kekarnya mulai menutupi tubuh memutih Rini. Menyibakkan kedua kaki lenjang tersebut disisinya. Bergerak perlahan menempatkan kejantanannya di permukaan lepitan kewanitaan Rini. Rini hanya bisa pasrah pada kehendak tubuhnya, tak terpikirkan lagi bahwa yang menindihnya saat ini adalah pembantu keluarganya.
“Ahh…………………….”pekik Rini saat sebuah benda kenyal liat menerobos liang kewanitaanya yang telah basah. Matanya mendelik menatap Parjo yang bergerak mantap diatas tubuhnya.
Perlahan tapi pasti Parjo mulai bergerak teratur diatas tubuh mulus itu. Menghujam turun naik. Menggali sedalam-dalamnya sampai kedasar laing kewanitaan Rini. Membuat wanita ningrat itu terlonjak-lonjak terseret arus yang membulak-bulak. Dan kedua kai lenjang Rini pun kini bertelekan pada ranjang, mengangkat pinggulnya menjemput setiap hunjaman dengan putaran seirama bak kincir angin.
“Terrus……Pak………………”erangnya tak dapat dikendalikan lagi.
Parjo terus bergerak makin lama makin cepat berlari menyeret Rini ke garis final. Hunjaman Parjo yang bertebaga berbeda sekali dengan suaminya yang lebih lembut, yang tak dapat memenuhi hasrat kewanitaannya yang kadang menginginkan hal yang sedikit kasar. Rini tak dapat lagi membendung gelombang- demi gelombang yang menghanyutkannya. Dan….
“Ahhh…………………………”Jerit Rini semabari melentingkan tubuhnya . Tubuhnya bergerak liar naluriah, menuntaskan kehendak birahinya yang meledak di penghujung pencapaiannya. Terasa tubuhnya kosong melayang di awang-awang. Dunia terasa pecah berkeping-keping di kepalanya. Dan akhirnya semua itu mereda.
Tapi tak demikian denganParjo yang juga hampir mencapai finishnya. Bergerak cepat bertenaga memacu biduk. Menghujam tak kenal lelah di atas tubuh memutih Rini. Memompa setiap titik rasa yang tercipta. Bergerak makin cepat…..
“Ough…………………………”menggeram dan menghujam dalam satu tikaman dalam, kejantanan Parjo berdenyut sesaat dan akhirnya melepaskan peluru-peluru hangat yang kental di kelembutan liang kewanitaan majikannya. Beberapa kali tubuh kekarnya tersentak-sentak sebelum akhirnya menggelosoh turun. Lemas…
Dari ruang tamu villa itu ,akhirnya mereka sampai juga di dalam kamar yang beberapa hari lalu di gunakan Rini berhubungan badan dengan suaminya. Kini ia pun melakukan hal yang sama dengan orang laen yang juga pembantunya itu.
Didalam kamarnya itu Rini entah berapa kali mendaki puncak orgasme yang dihantarkan Pak Parjo.Ia seakan kewalahan mengalahkan gairah laki laki itu.Parjopun tidak mau melepaskan kesempatan yang tidak pernah ia alami,apalagi ia melakukan hubungan kelamin dengan majikannya yang cukup cantik dan amat jauh dari kehidupannya.Iapun dengan segala daya berusaha memberikan yang terbaik bagi Rini.Rinipun dengan penuh penyesalan akirnya jatuh ketangan Parjo dengan sukarela.Menjelang pagi ia terus di gumuli Parjo. Rini mendapatkan pengalaman yang baru dari Parjo. Kejadian itu tidak pernah ia bayangkan. Wanita memang begitu,luarnya berkata tidak atau jangan namun dalamnya malah menikmati,,,bisik hatinya.Iapun lalu terlelap di samping Parjo.
Kejadian terlarang itu merupakan langkah awal bagi Parjo meraih impiannya. Iapun memanfaatkan kesempatan yang beberapa hari itu untuk memberi yang terbaik pada Rini. Rini yang pada awalnya menjaga jarak dari Parjo sejak kejadian itu,namun alam bawah sadarnya menolak. Ia masih terbayang tentang gairah nikmat yang di pancarkan penjaga villanya itu di banding suaminya.Beberapa hari kemudian Adit datang menjemput istrinya. Mereka lalu berangkat ke Semarang. Ada rasa kesedihan pada Parjo,karena ia akan kehilangan kesempatan untuk merasakan tubuh Rini.
Bagi Rini demikian juga,ia tidak merasakan kepuasan seperti saat bersama Parjo. Sesekali Parjo pun datang ke Semarang untuk membawa hasil panen dari kebun milik nenek Rini. Kesempatan itu tidak disia siakannya. Ia dapat kesempatan untuk merasakan kembali kehangatan tubuh majikannya itu. Kebetulan saat itu,Adit telah berangkat kerja.Dan hubungan terlarang itu terus terjadi di saat Rini dan Suaminya berlibur ke Tawangmangu yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Semarang.,,,,,
Namanya Respati Gariningtyas,usia 25 tahun bekerja sebagai seorang dokter
pada rumah sakit Pemerintah kota Semarang.Telah menikah dengan Dr Aditya.Pasangan
ini belum dikaruniai anak,mereka menikah selama 2 tahun.Pasangan ini amat sibuk dalam
pekerjaannya yang butuh pengabdian ke masyarakat.
Suatu hari,Respati yang biasa di panggil Rini,,,,di khabari oleh kerabatnya bahwa
neneknya yang berada di kota Solo telah meninggal dunia. Berita itu sangat membuatnya sedih karena sang neneklah yang membesarkannya dan mendidiknya karena saat ia berusia 12 thn telah di tinggalkan kedua orangtuanya yang tewas saat kecelakaan mobil di jalur pantura,hingga mengakibatkan kedua orangtuanya tewas berikut 2 adiknya yang masih kecil kecil.
Keluarganya terbilang keluarga yang berada dan berdarah ningrat. karena tidak ada yang mewarisi kekayaan orangtuanya juga harta yang ditinggalkan neneknya maka Rini lah yang menjadi pewaris tunggal harta harta itu.Salah satunya adalah sebuah Villa yang berada di daerah wisata Tawangmangu yang harus di benahi Rini. Bagaimanapun ia harus memelihara peninggalan orang yang dicintainya itu dengan baik.
“Mas sepertinya kita harus ke sana deh, aku harus memeriksa semua, mencocokkan dengan dokumen yang ada ditangan kita ini” ujar Rini
“Sekalian ambil cuiti aja ya ma….”tambah Adit suaminya.
“Sudah lama juga kita ga berlibur…”yakinkan suaminya tersenyum
Dihari yang telah di rencanakannya itu Rini bersama suaminya Aditya mengunjungi villanya itu sekedar melihat lihat dan menginventarisir semua yang harus ia benahi. Kebetulan selama ini yang menjaga villanya adalah seorang laki laki penduduk sekitar yang telah cukup lama bekerja pada neneknya,ia bernama pak Parjo.Usianya kira kira 55 tahun. Ia tergolong orang yang amat setia pada pekerjaannya selain itu dulunya ia adalah seorang tukang bangunan langganan eyang Rini.
”Terima kasih ya pak Parjo sudah merawat semuanya” ujar Rini menggenggam tangan lelaki yang selalu mendampingi keluarga nya itu.
Hari itu,seperti yang direncanakan Rini dan suaminya akan bermalam disitu untuk 1 minggu . Kebetulan mereka telah mengambil cuti. Pasangan inipun selalu terkesan amat mesra dan romantis. Tidak jarang sering membuat risi Pak Parjo jika tingkahnya terpergok pembantunya itu. Apalagi udara dingin di kawasan itu amat mendorong pasangan suami istri itu untuk selalu bermesraan .Memang hampir tiap malam selama di villa kemesraan mereka selalu diakhiri dengan persebadanan, dan itu sah sah saja sebab pasangan ini adalah pasangan suami istri yang syah,lagian merekapun memang sedang kepingin cepat cepat punya anak.
Tidak demikian halnya dengan pak Parjo,,,,ia tidak enak hati. Sebagai laki laki yang telah beberapa tahun ditinggal mati istrinya,kelakuan pasangan itu membuatnya teringat pada masa masa istrinya masih hidup dan terkenang masa mudanya yang juga pernah merasakan manis madu perkawinan. Kelakuan pasangan itu mendorongnya untuk melakukan masturbasi sendiri dan terkadang malam hari ia mengintip pasangan itu bersebadan.Tidak sulit baginya melakukan itu karena semua ruangan di villa itu telah ia ketahui.Apalagi ia juga tinggal di villa itu selama ini.
Pak Parjo, merasa iri akan keharmonisan Suami istri pemilik villa itu. Yang laki laki ganteng dan wanitanya cantik bak puteri keraton. Memang mereka berdua adalah pasangan darah ningrat di daerah itu. Parjo pun tahu apapun yang ada di dalam tubuh kedua majikannya itu. Apalagi yang wanitanya wah,,,sangat putih dan mulus,,,,tiada cacat di kulitnya yang bersih itu. Meski dalam kesehariannya Rini dan Adit selalu memakai pakaian yang tertutup sweater karena dingin.
’Bukan main den ayu ini, sangat cantik dan kwanitaannnya sangat kuat’ bati Parjo suatu saat curi-curi meandang putrid majikannya itu.
Keanehan sering terjadi saat Rini tertidur, ia merasakan adanya suara suara yang memangilnya.Namun ia tidak melihat ujud suara itu. Iapun terkadang sering bermimpi buruk.Semuanya akhirnya ia diskusikan dengan suaminya. Dengan olok olok suaminya bilang ,,,mana mungkin..dan sebagai dokter yang dikenal sangat pemberani itu koq cuma takut dengan mimpi. Rinipun akhirnya menerima saran suaminya itu bahwa mimpi adalah bunga tidur.iapun lalu kembali tidur.Dan iapun kembali bermimpi sedang melakukan hubungan badan dengan suaminya, namun tiba tiba yang berada diatas tubuhnya dalah wajah pak Parjo.Itulah yang membuatnya tidak bisa nyenyak tidur. Esoknya ia tidak mau mengatakan kejadian mimpinya malam itu pada suaminya.Ia khawatir akan membuat suaminya was was.
Setelah tiga hari,mereka menginap di villa itu , tiba tiba Adit di khabari dari Semarang bahwa ia harus berangkat hari itu juga karena adanya keperluan yang sangat penting dari rumah sakit tempatnya bekerja. Rupanya ada pasien yang harus ditangani Adit
“Ma aku harus berangkat deh, ga ada yang bisa gantikan aku saat ini di rumah sakit” tutur Adit memberitahu Rini.
“berangkat sajalah Mas, kan nantiuMas bisa jemput lagi “sahut Rini mendorong agar suaminya tak kawatir.
.Padahal Adit masih berkeinginan untuk tinggal bersama Rini 4 hari lagi.Sebagai istri yang juga sama sama dokter, Rini akhirnya mengizinkan Adit untuk balik ke Semarang duluan,biarlah ia yang tinggal di Tawangmangu beberapa hari lagi. Sebab masih banyak yang akan ia tinjau yaitu tanah perkebunan neneknya yang berada di sekitar villanya itu. ceritasekbergambar.com Biarlah senin 4 hari lagi Adit menyemputnya.kata Rini. Akhirnya Adit pun berangkat ke Semarang seorang diri dengan mobilnya. Iapun pesan pada Rini untuk hati2 dan minta pak Parjo menjaga Rini. Pak Parjopun dengan senang hati menerima pesan Adit itu.
Setelah Adit berangkat pagi itu,Rinipun minta pak Parjo menemaninya meninjau perkebunan milik neneknya. Parjo yang di beri tugas mengawasi perkebunan itu selama ini, bersedia mengantar Rini,dengan menaiki bukit yang dipenuhi batang batang kayu yang rindang itu.Selama perjalanan Rini amat antusias mendengar keterangan dari pak Parjo. Ia salut atas pengabdian pak Parjo pada keluarganya. Setelah meninjau tanah perkebunan itu. Merekapun kembali pulang ke villa dengan menuruni bukit bukit itu. Namun karena kurang hati hati, Rini terpeleset di jalan yang berumputan yang licin karena embun. Dengan sigap,pak Parjo refleks menangkap tubuh Rini yang hampir bergulingan ke tanah. Tubuh ramping dan berisi itu,ia peluk kedalam pelukannya. Maka terhindarlah Rini dari kecelakaan. Rinipun amat berterima kasih pada pak Parjo atas jasanya itu. Saat pak Parjo memeluk tubuh Rini tadi iapun sempat merasakan kekenyalan payudara majikannya itu beberapa saat. Pikirannya sempat linglung,namun karena ia sadar itu adalah majikannya maka iapun buru buru melepaskannya.
Selanjutnya karena takut terpeleset lagi Rini pun minta pak Parjo untuk memegang tangannya selama penurunan. Kembali Pak Parjo merasakan kehalusan dan kehangatan tangan dokter cantik itu dengan bebas. Kesempatan itu mungkin tidak akan ia dapatkan jika saat itu ada suami majikannya itu.Iapun kembali linglung,karena berbagai khayalan yang muncul tiba tiba .
Setibanya di villa ,Rini lalu membersihkan tubuhnya,lalu mandi dan kedapur memasak makanan karena ia merasakan perutnya lapar.Pak Parjopun lalu kekamarnya di paviliun villa itu. Ia merenung kejadian yang baru ia alami. Mulai dari saat ia memeluk Rini yang hampir jatuh dan mengandeng tangan majikannya itu saat turun bukit. Iapun berkhayal seandainya Rini berada di sisinya saat itu.Hatinya lalu berbisik untuk melakukan hubungan terkutuk dengan Rini mumpung suaminya tidak ada. Dan Parjo juga tahu beberapa hari lagi Rini juga akan meninggalkan villa itu.Berarti ia harus cepat merealisasikan rencananya itu mumpung ada waktu .Khayalannya itu memancingnya untuk memutar otak untuk merealisasikan maksudnya itu.
Malam itu,iapun lalu masuk kedalam ruang utama villa itu. Ia menemukan Rini yang sedang menerima telpon dari suaminya. Beberapa saat kemudian telpon ia letakkan.Rini bertanya pada pak Parjo keperluan untuk memperbaiki atap villa yang bocor dan memotong rumput yang mulai tinggi di belakang villa itu. Parjo menerangkan detail alat dan keperluan yang harus di beli pada Rini.Setelah itu,merekapun berbincang bincang tentang berbagai hal ,mulai dari saat villa di pegang neneknya hingga masalah keluarga Pak Parjo. Dengan antusias,Rini mendengarkan keluh kesah Pak parjo tentang kesendiriannya dan kesulitannya.Sebagai majikan Rinipun memberi nasehat seadanya pada pembantunya itu.
Malam itu,tidak seperti malam beberapa hari lalu saat Adit suaminya ada di villa itu. Malam itu Rini dapat bebas bicara dengan Pak Parjo. Juga tentang mimpi mimpinya yang membuatnya sedikit takut. Parjo mengakui bahwa di villa ini memang ada penunggunya,namun karena telah sering dan lama tinggal di situ iapun tidak terganggu lagi. Rinipun di sarankan untuk sering sering melihat dan menempati villa peninggalan neneknya itu.Rini menyanggupinya,iapun akan mengajak serta teman temannya jika libur dan yang terpenting suaminya.
Malam semakin larut,merekapun berbincang sambil berkeliling villa.Karena larut,Rini pun mengajak Pak Parjo untuk duduk di dalam villa soalnya udara amat dingin menusuk tulangnya. Parjopun menyetujui,sebab selain itu majikannya,siapa yang mau menolak wanita cantik yang akhir2 ini hadir dalam khayalannya. Apalagi ia telah melihat isi segala keindahan yang berada di dalam balutan sweater Rini itu.
Seiring malam yang merangkak,Rini yang masih terlihat ketakutan karena khawatir mimpi2 itu datang lagi ,terus mengajak Parjo berbincang. Namun entah karena udara dan suasana yang dingin atau kesepian Rini yang datang tiba tiba. Parjo tiba tiba saja telah mengulum bibirnya yang tipis itu.
“Jangan Pak…, jangan………..”larang Rini.
Ia menolak karena itu tidak benar dan salah. Namun penolakan Rini malam itu sia sia saja. Sebagai manusia biasa dan wanita dewasa yang pernah merasakan gairah nikmat hubungan sex. Tetapi Parjoi dengan pengalaman hidupnya yang telah matang berhasil membawa Rini takluk akan gairahnya sendiri, menuruti tubuhnya yang menginginkan itu.
“Mhh…………”desah Rini saat tangan Parjo mulai beraksi di balik dasternya, meraba dan membelai dengan lembut. Rabaan yang lembut tapi memaksa.
Kini keduanya telah tenggelam dalam gairah yang berkobar-kobar. Mulut dan bibir Parjo kini tengah melumat puncak buahdada Rini yang tegak menjulang. Mengemutnya dengan penuh hasrat. Keringat mulai memercik disana – sini di keheningan suasana.
Separo daster telah melorot menampakkan bahu dan buahdadanya yang ranum memutih. Sementara Parjopun telah telanjang dada menampakkan kulitnya dan ototnya yang masih bergumpal. Tak merasa berat saat ia saat membopong tubuh Rini majikannya kini, menggelorkan tubuh itu ke ranjang kamar yang biasa ditempati Rini. Dan langsung menyerang dengan pagutan-pagutan panas.
“Ohhh……………….”Rintitihan demi rintihan menceracau keluar dari bibir mungil Rini menimpali setiap gigitan-gigitan kecil Parjo pada puncak buahdadanya silih berganti. Tubuhnya pun menggigil seperti demam.
Pakaian mereka terakhirpun lepas!!!
Parjo dengan tubuh kekarnya mulai menutupi tubuh memutih Rini. Menyibakkan kedua kaki lenjang tersebut disisinya. Bergerak perlahan menempatkan kejantanannya di permukaan lepitan kewanitaan Rini. Rini hanya bisa pasrah pada kehendak tubuhnya, tak terpikirkan lagi bahwa yang menindihnya saat ini adalah pembantu keluarganya.
“Ahh…………………….”pekik Rini saat sebuah benda kenyal liat menerobos liang kewanitaanya yang telah basah. Matanya mendelik menatap Parjo yang bergerak mantap diatas tubuhnya.
Perlahan tapi pasti Parjo mulai bergerak teratur diatas tubuh mulus itu. Menghujam turun naik. Menggali sedalam-dalamnya sampai kedasar laing kewanitaan Rini. Membuat wanita ningrat itu terlonjak-lonjak terseret arus yang membulak-bulak. Dan kedua kai lenjang Rini pun kini bertelekan pada ranjang, mengangkat pinggulnya menjemput setiap hunjaman dengan putaran seirama bak kincir angin.
“Terrus……Pak………………”erangnya tak dapat dikendalikan lagi.
Parjo terus bergerak makin lama makin cepat berlari menyeret Rini ke garis final. Hunjaman Parjo yang bertebaga berbeda sekali dengan suaminya yang lebih lembut, yang tak dapat memenuhi hasrat kewanitaannya yang kadang menginginkan hal yang sedikit kasar. Rini tak dapat lagi membendung gelombang- demi gelombang yang menghanyutkannya. Dan….
“Ahhh…………………………”Jerit Rini semabari melentingkan tubuhnya . Tubuhnya bergerak liar naluriah, menuntaskan kehendak birahinya yang meledak di penghujung pencapaiannya. Terasa tubuhnya kosong melayang di awang-awang. Dunia terasa pecah berkeping-keping di kepalanya. Dan akhirnya semua itu mereda.
Tapi tak demikian denganParjo yang juga hampir mencapai finishnya. Bergerak cepat bertenaga memacu biduk. Menghujam tak kenal lelah di atas tubuh memutih Rini. Memompa setiap titik rasa yang tercipta. Bergerak makin cepat…..
“Ough…………………………”menggeram dan menghujam dalam satu tikaman dalam, kejantanan Parjo berdenyut sesaat dan akhirnya melepaskan peluru-peluru hangat yang kental di kelembutan liang kewanitaan majikannya. Beberapa kali tubuh kekarnya tersentak-sentak sebelum akhirnya menggelosoh turun. Lemas…
Dari ruang tamu villa itu ,akhirnya mereka sampai juga di dalam kamar yang beberapa hari lalu di gunakan Rini berhubungan badan dengan suaminya. Kini ia pun melakukan hal yang sama dengan orang laen yang juga pembantunya itu.
Didalam kamarnya itu Rini entah berapa kali mendaki puncak orgasme yang dihantarkan Pak Parjo.Ia seakan kewalahan mengalahkan gairah laki laki itu.Parjopun tidak mau melepaskan kesempatan yang tidak pernah ia alami,apalagi ia melakukan hubungan kelamin dengan majikannya yang cukup cantik dan amat jauh dari kehidupannya.Iapun dengan segala daya berusaha memberikan yang terbaik bagi Rini.Rinipun dengan penuh penyesalan akirnya jatuh ketangan Parjo dengan sukarela.Menjelang pagi ia terus di gumuli Parjo. Rini mendapatkan pengalaman yang baru dari Parjo. Kejadian itu tidak pernah ia bayangkan. Wanita memang begitu,luarnya berkata tidak atau jangan namun dalamnya malah menikmati,,,bisik hatinya.Iapun lalu terlelap di samping Parjo.
Kejadian terlarang itu merupakan langkah awal bagi Parjo meraih impiannya. Iapun memanfaatkan kesempatan yang beberapa hari itu untuk memberi yang terbaik pada Rini. Rini yang pada awalnya menjaga jarak dari Parjo sejak kejadian itu,namun alam bawah sadarnya menolak. Ia masih terbayang tentang gairah nikmat yang di pancarkan penjaga villanya itu di banding suaminya.Beberapa hari kemudian Adit datang menjemput istrinya. Mereka lalu berangkat ke Semarang. Ada rasa kesedihan pada Parjo,karena ia akan kehilangan kesempatan untuk merasakan tubuh Rini.
Bagi Rini demikian juga,ia tidak merasakan kepuasan seperti saat bersama Parjo. Sesekali Parjo pun datang ke Semarang untuk membawa hasil panen dari kebun milik nenek Rini. Kesempatan itu tidak disia siakannya. Ia dapat kesempatan untuk merasakan kembali kehangatan tubuh majikannya itu. Kebetulan saat itu,Adit telah berangkat kerja.Dan hubungan terlarang itu terus terjadi di saat Rini dan Suaminya berlibur ke Tawangmangu yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Semarang.,,,,,